HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM

      Hukum Kekekalan Momentum Pernyataan kekekalan momentum terlihat sangat jelas dalam studi tumbukan pada suatu sistem tanpa gaya luar. Hukum kekekalan momentum yang menjelaskan tumbukan-tumbukan pada satu dimensi dirumuskan pertama kali oleh John Willis, Christopher Warren, dan Christian Huygens pada tahun 1668. Untuk gerak translasi, yang berlaku adalah kekekalan momentum linier sedangkan untuk gerak rotasi yang berlaku adalah kekekalan momentum sudut. Dalam subbab ini kita akan mempelajari kekekalan momentum linier.
  • Merumuskan Hukum Kekealan Momentum Suatu tumbukan selalu melibatkan sedikitnya dua benda. Misalnya, benda itu adalah bola biliar A dan bola biliar B. Sesaat sebelum tumbukan, bola A bergerak mendatar ke kanan dengan momentum mAvA dan bola A bergerak mendatar kekiri dengan momentum mBvB .Momentum sistem partikel sebelum tumbukan tentu saja sama dengan jumlah momentum bola A dan bola B sebelum tumbukan. 
         
         Momentum sistem partikel sesudah tumbukan tentu saja sama dengan jumlah momentum bola    A dan bola B sesudah tumbukan. 
  • Hukum Kekekalan Momentum Linier Dalam peristiwa tumbukan, momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. 
Formulasi Hukum Kekekalan Momentum Linier di atas dinyatakan oleh :


Yang dimaksud dengan sistem adalah sekumpulan benda (minimal dua benda) yang saling berinteraksi. Jika pada suatu sistem interaksi benda-benda hanya bekerja gaya dalam, maka resultan gaya pada sistem adalah nol dan berlaku hukum kekekalan momentum,begitu pula sebaliknya jika pada sistem bekerja gaya luar dan resultannya tidak nol maka momentum total sistem tidak kekal. Sebagai contoh, jika dalam kasus dua bola bertumbukan, kedua bola terletak diatas permukaan yang kasar sehingga gaya geseknya cukup signifikan (tidak dapat diabaikan) maka permukaan kasar (benda diluar sistem) memberikan gaya luar berupa gaya gesekan pada setiap bola. Untuk sistem seperti itu hukum kekekalan momentum tidak berlaku.
  • Aplikasi Hukum Kekekalan Momentum Linier Aplikasi hukum kekekalan tidak hanya berlaku pada tumbukan saja tetapi seperti pada peristiwa ledakan, penembakan proyektil dan peluncuran roket. Percepatan roket berasal dari tolakan gas yang disemburkan roket. Tiap molekul gas dapat dianggap sebagai peluru kecil yangditembakkan roket. Jika gaya gravitasi diabaikan, maka peristiwa peluncuran roket memenuhi hukum kekekalan momentum. Mula-mula sistem roket diam, sehingga momentumnya nol. Sesudah gas menyembur keluar dari ekor roket, momentum sistem tetap. Artinya momentum sebelum dan sesudah gas keluar sama. Berdasarkan hukum kekekalan momentum, besarnya kelajuan roket tergantung banyaknya bahan bakar yang digunakan dan besar kelajuan semburan gas. Hal inilah yang menyebabkan wahana roket dibuat bertahap banyak. Prinsip kerja roket prinsip pada peluncuran roket adalah semburan gas panas menyebabkan roket melesat keatas dengan kecepatan tinggi. Secara matematis besarnya gaya dorong dapat ditulis sebagai  
F = vr . dm/dt 
 F = gaya dorong (newton) 
 vr = kecepatan semburan gas relatif terhadap roket (m/s) 
 dm/dt= laju massa gas buang (kg/s) 

  • Cara Kerja Roket Pada awal perkembangan roket, roket digerakan dari hasil pembakaran bahan bakar minyak gas dan oksigen cair, untuk menghasilkan gas panas yang meledak ke bawah dan mendorong roket ke atas. Untuk roket V-2 yang dikembangkan Hitler, menggunakan turbin uap untuk memompa alkohol dan oksigen cair ke dalam ruang bakar yang menghasilkan ledakan beruntun yang mendorong roket ke atas. 

  • Prinsip Kerja Roket merupakan penerapan dari Hukum Newton III tentang gerak, dimana energi panas diubah menjadi energi gerak. Prinsip kerja dari roket berbahan bakar cair dan padat sama, di mana hasil pembakaran menghasilkan gaya dorong ke atas. Kelebihan dari roket berbahan bakar padat mampu menyimpan bahan bakar dengan dengan jumlah besar untuk ruang penyimpanan yang sama, karena telah dipadatkan, sedangkan bahan bakar cair tidak bisa dimampatkan.




Sumber :https://dewisuci18.wordpress.com/2010/12/16/momentum-sistem-peluncuran-roket/ Diakses pada 07 September 2016 
http://fisikazone.com/tumbukan/ Diakses pada 07 September 2016 
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika Untuk SMA kelas XI Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TERAPAN FLUIDA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

FISIKA DALAM ILMU MEDIS